Tips Seni Kepemimpinan Efektif dan Efisien

Posted by Dana On 09:03 No comments

Seni kepemimpinan hanya bisa dikuasai jika sudah pernah mengalami sendiri, minimal sekelompok kecil orang yang dinamakan regu (sekitar 9 orang), di lapangan, di kampus atau di perusahaan, atau juga dalam memimpin sebuah keluarga sendiri.

Seni kepemimpinan adalah kemampuan mempraktikan ilmu teori kepemimpinan kepada orang yang dipimpinnya. Dalam kenyataannya, memimpin tidak selalu sama dengan yang diajarkan dalam ilmu teori kepemimpinan yang diberikan di Akademi Militer, di perguruan tinggi, dan di lembaga pendidikan mana pun. Mengapa demikian? Karena setiap individu manusia yang dipimpin, memiliki karakter yang berbeda satu sama lain, memiliki persepsi yang berbeda satu sama lain, dan juga memiliki interest/kepentingan pribadi yang berbeda-beda. Jika perbedaan itu kita seragamkan sesuai keinginan kita sebagai pemimpin akan menimbulkan resistensi baik secara terbuka maupun tertutup.

Aturan kepemimpinan militer yang otoriter akan lebih memudahkan sesorang pemimpin militer untuk melakukan seni kepemimpinannya tetapi di lingkungan orang sipil akan menjadi lebih complicated, lebih rumit, dan lebih sulit. Salah satu yang mempersulit melakukan seni kepemimpinan di lingkungan sipil adalah karena tidak terbiasa ditegakkan ketaatan yang  mutlak terhadap peraturan disiplin di lingkungan sipil. Jadi, kunci keberhasilan seni kepemimpinan sebenarnya adalah kemampuan seseorang untuk mampu menumbuh kembangkan ketaatan terhadap disiplin. Disiplin artinya adalah bersedia melakukan semua aturan yang ditetapkan oleh lingkungan hidupnya secara tulus dan ikhlas, tanpa harus dipaksa dan diawasi terus menerus oleh pimpinan, dilakukan secara lahir dan batin.

Kunci sukses seorang pemimpin adalah mampu menumbuh kembangkan rasa taat yang tulus dan ikhlas dihati dan pikiran anak buahnya. Kunci sukses untuk mampu menumbuh kembangkan ketaatan yang tulus dan ikhlas adalah sebagai berikut:
  • Mampu memberikan suri tauladan dalam keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME, serta ketaatan terhadap peraturan disiplin itu sendiri,
  • Mampu menegakan hukum dan disiplin di lingkungan secara jujur, benar dan adil,
  • Mampu bersikap dan berperan sebagai pengayom anak buahnya yang membutuhkan perhatian, bantuan, nasihat, petunjuk, secara tulus dan ikhlas,
  • Mampu menjadi seorang guru, pembimbing, dalam setiap permasalahan baik masalah tugas maupun pribadi,
  • Mampu berperan dan bersikap sebagai kawan yang baik, yang mau mendengarkan segala curhat dan keluhan anak buahnya, pada saat saat santai di luar jam pekerjaan kantornya.
Para pakar memiliki dua pendapat yang berbeda tentang kehadiran seorang pemimpin kelas dunia, ada yang mengatakan bahwa seorang pemimpin itu dilahirkan atas kehendak Tuhan, alias bakat dari lahir. Ada juga yang mengatakan seorang pemimpin itu dibentuk oleh pendidikan kepemimpinan selama hidupnya. Tulisan di atas adalah tips untuk setiap orang yang kebetulan diberi tugas memimpin, apakah dia berbakat atau tidak berbakat, terdidik atau tidak terdidik, maka kunci suksesnya adalah seperti di atas. Saya setuju bahwa bakat itu penting, tetapi bakat itu tetap harus diasah, dilatih, dan dididik sebaik mungkin. Manusia seperti intan, harus diolah terlebih dahulu, digosok, dibentuk, agar bisa menjadi berlian yang bersinar cemerlang. Saya setuju bahwa seorang pemimpin besar adalah seseorang yang berbakat yang mau bekerja keras mengasah ilmu kepemimpinannya di lapangan sehingga dia menguasai seni kepemimpinan yang handal dan berkualitas. Jadi, bakat saja tidak cukup. 

Sumber:
www.tirtaamijaya.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar